Jumat, 14 November 2008

Erosi

A. Pengertian Erosi
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku
Berkaitan dengan hal ini, maka ada istilah erosi normal dan erosi dipercepat.
1. Erosi Normal (normal erosion)
Adalah erosi yang terjadi secara alami bergantung pada faktor-faktor geologi yang mempengaruhinya. Erosi tersebut berlangsung normal dilapangan tanpa adanya campur tangan manusia. Keberlangsungan erosi ini melalui tiga tahap yaitu: Pertama, agregat-agregat tanah mengalami pemecahan sehingga membentuk butiran-butiran tanah yang relatif kecil dibanding sebelumnya. Kedua, terjadi pemindahan partikel tanah yang lebih kecil tadi melalui penghanyutan dan atau karena kekuatan angin. Ketiga, setelah hanyut terbawa air atau angin maka partikel tanah tersebut diendapkan pada tempat yang lebih rendah ataupun didasar sungai.
Erosi karena alam (normal) biasanya tidak banyak berdampak buruk bagi kehidupan manusia juga kesembangan alam. Kemungkinan apabila terjadi intensitasnya kecil saja, karena partikel yang terangkut seimbang dengan banyaknya jumlah tanah yang terbentuk pada daerah yang lebih rendah itu.
2. Erosi Dipercepat (accelerated erosion)
Didalam proses erosi ini dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang melakukan tindakan terhadap kondisi tanah. Tindakan tersebut bersifat negatif atau telah melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah pertaniannya. Oleh karena itu manusia dalam hal ini berperan membantu terjadinya erosi secara cepat. Biasanya erosi ini menimbulkan ketidakseimbangan antara tanah yang terangkut ke daerah yang rendah dengan pembentukan tanah. Tanah yang terpindahkan jauh lebih besar jumlahnya daripada tanah yang baru terbentuk, sehingga akan membawa malapetaka yang karena memang lingkungannya telah mengalami kerusakan-kerusakan, menimbulkan kerugian besar seperti banjir, longsor, kekeringan, ataupun turunnya produktifitas tanah. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari kita sendiri maupun dari pemerintah dengan cara penanaman pohon pelindung dalam upaya reboisasi, sehingga selanjutnya tinggal lapisan bawah tanah (sub soil) yang belum matang itu.
Pada lingkungan DAS, laju erosi dikendalikan oleh kecepatan aliran air dan sifat sedimen (terutama ukuran butirnya). Stres yang bekerja pada permukaan tanah atau dasar perairan sebanding dengan kecepatan aliran. Resistensi tanah atau sedimen untuk bergerak sebanding dengan ukuran butirnya. Gaya pembangkit eksternal yang menimbulkan erosi adalah curah hujan dan aliran air pada lereng DAS. Curah hujan yang tinggi dan lereng DAS yang miring merupakan faktor utama yang membangkitkan erosi. Pertahanan DAS terhadap erosi tergantung utamanya pada tutupan lahan. Penguatan pertahanan terhadap erosi dapat pula dilakukan dengan upaya-upaya kerekayasaan.
Erosi yang terjadi pada setiap wilayah akan berbeda beda tergantung dari kondisi iklim dan faktor lain yang akan dijelaskan pada bahasan selanjutnya. Indonesia tergolong daerah yang beriklim tropis lembab, sehingga erosi yang terjadi disebabkan karena penghanyutan oleh air. Ini berdasarkan data rata-rata curah hujan di Indonesia yang melebihi 1500mm/tahun. Sedangkan pada daerah yang beriklim tropis kering agen utama yang mempengaruhi erosi adalah angin. Untuk Indonesia sendiri, akibat dari erosi banyak terjadi diberbagai daerah dengan macam-macam bentuknya.

B. Bentuk - Bentuk Erosi
Bentuk-bentuk erosi ini merujuk pada erosi yang terjadi secara accelerated. Seperti pada bagian awal, erosi semacam ini banyak dipengaruhi oleh iklim dan faktor manusia. Kartasapoetra dalam bukunya “Tekhnologi Konservasi Tanah dan Air menyebutkan bentuk-bentuk erosinya adalah:
1. Sheet Erosion (erosi lembaran)
Adalah erosi dalam bentuk lembaran-lembaran pada permukaan tanah. Tejadi pengangkatan dan pemindahan tanah demikian merata pada bagian permukaan tanah.
2. Rill Erosion (erosi alur)
Daya aliran air dengan mudah terus akan melakukan pengikisan kebagian bawahnya, dengan demikian pengikisan terus merambat kebagian bawahnya lagi dan terbentuklah alur-alur pada permukaan tanah dari atas memanjang kebawah, alur ini adalah dangkal.
3. Gully Erosion (erosi parit)
Erosi parit sangat erat hubungannya dengan erosi alur, karena memang erosi parit melanjutkan aktivitas daya pengikisan partikel tanah pada alur-alur yang sudah terbentuk. Penggunaan intensif jalan setapak dihutan dapat menyebabkan pemadatan tanah, peningkatan aliran pemukaan, dan kemudian pembentukan parit-parit erosi (Laurence & Peter,1988:16)
4. Stream Bank Erosion (erosi tebing sungai)
Umumnya terjadi pada sungai sungai yang berbelok-belok tergantung dari derasnya arus sungai. Sungai yang lurus jarang sekali menimbulkan erosi tebing.

C. Jenis Jenis Erosi
Erosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:
1. Erosi Akibat gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat massa. Ketika massa bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah maka terjadilah apa yang disebut dengan pembuangan massas. Dalam proses terjadinya erosi, pembuangan massa memiliki peranan penting karena arus air dapat memindahkan material ke tempat-tempat yang jauh lebih rendah. Proses pembungan massa terjadi terus menerus baik secara perlahan maupun secara tiba-tiba sehingga dapat menimbulkan becana tanah longsor.
Lereng pegunungan yang terjal dan mengandung tanah liat di sekitar daerah yang sudah retak-retak akan sangat rentan terhadap erosi akibat gaya berat.Erosi ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan becana longsor.
2. Erosi oleh Angin
Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Efek lain dari angin adalah jika partikel keras yang terbawa dan bertumbukan dengan benda padat lainnya sehingga menimbulkan erosi yang disebut dengan abrasi. Pada gambar 6 dapat dilihat contoh erosi oleh angin yang menyebabkan terjadinya bukit pasir di namibia, Afrika.
3. Erosi oleh Air
Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang. Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul.
Pada dasarnya air merupakan faktor utama penyebab erosi seperti aliran sungai yang deras. Makin cepat air yang mengalir makin cepat benda yang dapat terkikis. Pasir halus dapat bergerak dengan kecepatan 13,5 km perjam yang merupakan kecepatan erosi yang kritis. Air sungai dapat mengikis tepi sungai dengan tiga cara: pertama gaya hidrolik yang dapat memindahkan lapisan sedimen, kedua air dapat mengikis sedimen dengan menghilangkan dan melarutkan ion dan yang ketiga pertikel dalam air membentur batuan dasar dan mengikisnya. Air juga dapat mengikis pada tiga tempat yaitu sisi sungai, dasar sungai dan lereng atas sungai.
Erosi juga dapat terjadi akibat air laut. Arus dan gelombang laut termasuk pasang surut laut merupakan faktor penyebab terjadinya erosi di pinggiran laut atau pantai. Karena tenaga arus dan gelombang merupakan kekuatan yang dapat memindahkan batuan atau sedimen pantai.
4. Erosi oleh Es
Erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-partikel batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran sungai. Sebenarnya es yang bergerak lebih besar tenaganya dibandingkan dengan air. Misalnya glacier yang terjadi di daerah dingin dimana air masuk ke pori-pori batuan dan kemudian air membeku menjadi es pada malam hari sehingga batuan menjadi retak dan pecah, karena sifat es yang mengembang dalam pori-pori.

D. Erosi Permukaan
Erosi permukaan (surficial erosion) merupakan proses pelepasan dan pengangkutan partikel tanah secara individu oleh akibat hujan, anggin, atau es. Akibat tetesan air hujan secara terus menerus dipermukaan tanah, tanah menjadi terlepas dari kesatuannya. Erosi tanah merupakan proses tercabutnya dan pemindahan partikel oleh hal-hal tersebut. Erosi berawal ari seretan dan benturan, atau gaya-gaya tarikan yang bekerja pada partikel individu tanah dipermukaan .
Setiap permasalahan sudah tentu memiliki penyebab, begitu pula dengan erosi. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.
2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.
4. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.
5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.

Proses erosi oleh air hujan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu :
Erosi percikan ( splash erosion )
Erosi percikan ( splash erosion ) adalah erosi hasil dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi yang ditimbulkannya.
Erosi lembaran ( sheet erosion )
Yang dimaksud dengan erosi lembaran ( sheet erosion ) adalah erosi akibat terlepasnya tanah dari lereng dengan tebal lapisan yang tipis. Erosi tidak tampak oleh mata, karena secara umum hanya kecil saja yang terjadi perubahan bentuk permukaan tanah. Pengangkutan atau pemindahan tanah terjadi merata pada seluruh permukaan tanah. Setelah erosi makin bertambah, baru terliahat adanya permukaan lahan yang kering tanpa adamya tumbuh-tumbuhan yang berarti.
Erosi alur ( rill erosion )
Erosi alur ( rills erosion ) adalah erosi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parit atau saluran kecil, dimana pada bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air hujan di permukaan tanah. Aliran ini menyebabkan pengikisan tanah, lama kelamaan membentuk alur-alur dangkalpada permukaan tanah yang arahnya dari atas memenjang ke atas.
Erosi alur lebih sering daripada erosi lembaran, sebab kecepatan aliran limpasan lebih tinggi dari alur atau parit. Erosi alur ini benyak terjadi bila manusia melakukan pengolahan tanah dan melakuakan penanaman yang searah dengan kemiringan lahan. Untuk mengurangi erosi alur maka dapat dilakukan dengan mengolah tanah dan cara penanaman yang sejajar garis kontur atau menyilang arah kemiringan.
Erosi parit ( gully erosion )
Erosi parit ( gully erosion ) adalah kelanjutan dari erosi alur, yaitu terjadi bila alur – alur menjadi semakin lebar dan dalam yang membentuk parit dengan kedalaman yang dapat mencapai 1 – 2,5 m atau lebih. Parit ini membawa air pada saat dan segera setelah hujan, dan tidak seperti alur, parit tidak dapat lenyap oleh pengolahan tanah secara normal. Parit – parit cenderung terbentuk menyerupai huruf V dan U, dimana aliran limpasan dengan volume besar terkonsentrasi dan mengalir ke bawah lereng terjal pada tanah yang mudah tererosi. Bila tanah tahan terhadap erosi, maka alurnya berbentuk V, bila tidak tahan erosi ( tanah – tanah tak berkohesi ) berbentuk U.
Erosi parit tidak selalu terbentuk dari erosi alur, contohnya akibat penebangan pohon secara liar, pembakaran dan semacamnya mengakibatkan daya tampung air pada daerah tersebut terlampaui, sehingga air mengalir dalam jumlah besar dari daerah tampungan tersebut menuju ke bawah lereng yang permukaannya tidak tahan terhadap erosi. Contoh lainnya adalah pada bagian outlet drainase ( box culvert ) yang tidak dilindungi pasangan batu/beton sering terbentuk erosi – erosi parit.
Erosi sungai/saluran ( stream/channel erosion )
Erosi sungai atau saluran merupakan erosi yang terjadi akibat dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan sediment di sepanjang dasar saluran. Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variabel hidrologi/hidrolik yang mempengaruhi sistem sungai.

E. Gerakan Massa
Ada perbedaan antara erosi permukaan dan gerakan massa yang umunya disebut longsoran. Gerakan massa (Mass movement) merupakan gerakan massa tanah yang besar di sepanjang bidang longsor kritisnya. Gerakan massa tanah ini merupakan gerakan ke arah bawah material pembentuk lereng, yang dapat berupa tanah, batu, timbunaan buatan ata campuran dari material lain. Istilah erosi massa lebih dikenal dengan tanah longsor. Tidak seperti erosi tanah, gerakan massa meliputi: longsoran, jatuhan, robohan atau sebaran dari material yang dalam jumlah besar kadang-kadang berupa massa yang relatife utuh. Longsoran adalah gerakan lereng yang relative lambat, dimana suatu bidang geser terjadi disepanjang permukaan tertentu atau gabungan beberapa permukaan runtuh di dalam massa tanah (varnes, 1978).

F. Sifat-sifat Tanah yang mempengaruhi Erosi.
Berbagai macam jenis tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda. Kepekaan erosi tanahbergantung pada interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan terhadap erosi, adalah:
1. Sifat-sfat tanah yang mempengaruhi kecepatan infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air
2. sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap disperse dan pengikisan oleh jatuhnya air hujan dan aliran permukaan.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah:
1. Tekstur
Tekstur adalah proporsi kelompok ukuran butir-butir tanah. Tanah berbutir kasar, seperti pasir, pasir berkerikil mempunyai permeabilitsa dan kapasitas infiltrasi tinggi. Tanah pasir halus juga mempunyai kapasitas infiltrasi cukup tinggi, tetpi jika terjdi aliran permukaan, maka butir-butir halus akan mudah terangkut. Tanah-tanah yng mengandung lempung dalam jumlah tinggi dapat tersuspensi oleh butiran hujan yang menimpanya, dan pori-pori tanah permukaan akan tersumbat oleh butir-butir halus lempung tersebut. Hal ini menyebabkan terjdainya aliran permukaan dan erosi yang lebih intensif. Tetapi, bila tanah tersebut padat, dan tidak mudah terdispersi, maka infiltrasi mungkin masih besar, sehingga aliran permukaan dan erosi tidak begitu besar.
2. Struktur
Struktur tanah adalah susunan butir-butir tanah. Tanah garanuler yang tidak padat atau longgar akan mengalirkan air lebih besar dari pada pasir yang padat .
3. Bahan organik
Bahan organic yang terdiri dari daun-daunan, ranting dan sebagainya, yang belum hancur dan menutup permukaan tanah, merupakan pelindung tanah yang baik terhadap erosi, karena menghambat kerusakaan sususnan tanah oleh hantaman air hujan. Bahan organic ini, menghambat laju aliran air permukaan. Bahan organic yang telah mengalami pelapukan, mempunyai kemampuan menyerap dan menahan air yang tinggi. Pengaruh bahan organi pada aliran permukaan, terutama, memperlambat kecepatan aliran permukaan dan meningkatkan infiltrasi.
4. Kedalaman
Terkait dengan kepekaan terhadap erosi, tanah-tanah yang dalam (tebal) dan mudah meloloskan air merupakan tanah yang kurang peka terhadap erosi. Sebaliknya, tanah yang mudah meloloskan air dan dangkal (tipis) merupakan tanah yang peka terhadap erosi. Ketebalan tanah sampai mencapai lapisan kedap air, menentukan banyaknya air yang dapat diserap oleh tanah, dengan demikian mempengaruhi besarnya aliran permukaan.
5. Sifat lapisan bawah
Sifat lapisan bawah yang mempengaruhi erosi tanah adalah permeabilitas tanah yang berada dibagian bawah tersebut. Tanah yang lapisan bawahnya berupa tanah granuler, biasanya kurang peka terhadap erosi dibandingkan dengan tanah yang lapisan dibawahnya berpermeabilitas rendah.
6. Tingkat kesuburan tanah
Perbaikan kesuburan tanah memperbaiki pertumbuhan tanaman. Jika pertumbuhan tnaman baik, maka tanaman akan memperbaiki penutupan tanah pula, dan lebih banyak sisia tanaman yang kembali lagi ke tanah setelah panen. Umunya, jumlah bahan organic dari system akar-akaran sebanding dengan peartumbuhan bagian taanaman yang berada di atas permukaan tanah.

G. Pengaruh Yang Ditimbulkan Oleh Erosi
Dampak erosi dibagi menjadi dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site) dan dampak pada daerah diluarnya (off site).
1. Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.
Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun.
Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 - 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G Kartasapoetra,1986:45).
2. Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain:
- Pelumpuran dan pendangkalan waduk
- Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
- Memburuknya kualitas air, dan
- Kerugian ekosistem perairan

H. Upaya Mengurangi Erosi
Seperti pada bagian sebelumnya, bahwa erosi tidak dapat begitu saja dihilangkan namun dapat dikurangi dengan daya manusia. Walaupun sebenarnya faktor yang sangat berpengaruh dalam mempercepat laju erosi adalah manusia, namun tidak berarti bahwa manusia tidak bias berbuat apa-apa dalam mengurangi terjadinya erosi. Setiap orang pasti akan mampu berupaya seperti itu, tinggal kesadaran masing-masing yang harus ada mengenai permasalahan tersebut. Upaya yang dapat dilakukan ialah: Pertama, kita sebagai manusia harus sadar akan permasalahan erosi dan dampak yang akan timbul dan menyerang kita sendiri. Kedua, jangan merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangat berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di hutan segera diganti dengan pohon baru. Ketiga, lakukan pengolahan tanah pertanian secara bijak dengan cara membuat sengkedan-sengkedan ataupun terasering untuk menahan laju erosi agar tidak terlalu besar. Keempat, menghijaukan kembali (reboisasi) dan konservasi hutan-hutan yang telah gundul akibat keserakahan manusia.
Rhett A Butler mengemukakan bahwa akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hujan membantu menahan tanah. Saat pepohonan ditebangi, tak akan ada lagi penahan penahan apapun yang melindungi tanah dan tanahpun akan cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Oleh sebab itu alangkah baiknya mulai dari sekarang kita pikirkan dampak erosi yang yang telah menimpa kita saat ini dan jangan sampai lagi terulang dimasa yang akan dating. Dengan menyadari hal tersebut kita juga harus segera berupaya untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi terjadinya erosi.

Tidak ada komentar: